Kamis, 31 Mei 2018

Ibumu, Ibumu, Ibumu kemudian Ayahmu


Betapa mulia kedudukan seorang Ibu dalam Islam, setiap pengorbanannya senantiasa menjadi ladang ibadah. Betapa tidak, perjuangan seorang Ibu dari mengandung 9 bulan lebih. 
Merasakan janin berkembang dalam rahim, menjaga sepenuh cinta. 
Rela berjuang bertaruh nyawa saat melahirkan, senilai jihad di jalan Allah.
Sakit tak jadi penghalang, letih tak pernah menjadi alasan.  
Merawat penuh cinta kasih, sejak lahir hingga dewasa.
Cintanya tak pernah pupus oleh usia, doanya tak pernah putus sepanjang waktu. 
Cinta Ibu sepanjang jalan, setiap hembusan nafasnya menjadi berkah. 
Mengorbankan seluruh hidupnya untuk keluarga, tak pernah berharap balasan.
Do'a nya senantiasa mengalir, tak perlu dipinta. Bahagianya digadaikan, demi bahagia mu.


Ibu, jaminan mu adalah syurga.. Menjadi bidadari, cantik sepanjang masa.
Menjadi peri yang selalu penuh cinta...
Dari Mu’awiyah bin Haidah Al Qusyairi radhiallahu’ahu, beliau bertanya kepada Nabi:
يا رسولَ اللهِ ! مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ : قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أباك ، ثُمَّ الأَقْرَبَ فَالأَقْرَبَ
“Wahai Rasulullah, siapa yang paling berhak aku perlakukan dengan baik? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: ayahmu, lalu yang lebih dekat setelahnya dan setelahnya” (HR. Al Bukhari dalam Adabul Mufrad, sanadnya hasan).


Syaikh Fadhlullah Al Jilani, ulama India, mengomentari hadits ini: “ibu lebih diutamakan daripada ayah secara ijma dalam perbuatan baik, karena dalam hadits ini bagi ibu ada 3x kali bagian dari yang didapatkan ayah. Hal ini karena kesulitan yang dirasakan ibu ketika hamil, bahkan terkadang ia bisa meninggal ketika itu. Dan penderitaannya tidak berkurang ketika ia melahirkan. Kemudian cobaan yang ia alami mulai dari masa menyusui hingga anaknya besar dan bisa mengurus diri sendiri. Ini hanya dirasakan oleh ibu”

Ramadhan Kareem


Indahnya Ramadhan penuh berkah, bertabur pahala sucikan diri. Sebulan penuh menjalankan ibadah puasa, meningkatkan iman tuk kembali kepada kesucian.
Jika seseorang diberi kehormatan oleh orang lain dengan ucapan ‘Ramadhan Karim’ maka hendaknya ia membalasnya dengan ucapan ‘ Allahu Akram’ -Allah maha dermawan/pemurah-. Jawaban ini patut diucapkan agar kita sadar bahwa secara hakiki hanya Allah lah dzat yang maha pemurah lagi maha darmawan atas segala anugrah yang tak terhitung selama kita hidup di dunia.
Kata ‘Karim’ yang memiliki arti darmawan dan maha pemberi ampunan seringkali diucapkan dalam doa disaat menjelang adzan magrib dan setelah sholat tarawih. Hal ini telah menjadi sebuah tradisi baik yang patut dilestarikan tidak melulu pada bulan Ramadhan, tapi disetiap waktu, baik pagi, siang, sore maupun malam.
Doa yang sangat dianjurkan oleh Nabi terkait rahasia dibalik makna ‘Karim’ adalah sebagai berikut:
Allahumma Innaka Afuwwun Karim Tuhibbul Afwa Fa’fuanna Ya Karim.
Sering-seringlah berdoa dengan doa ini, khususnya di bulan suci Ramadhan. InsyaaAllah segala dosa dan khilaf kita diampuni Allah, sehingga kelak kita termasuk golngan orang yang benar-benar kembali fitrah... Aaamiiin YRA

Senja Penuh Luka


Matahari kembali ke pangkuan, lembayung senja menembus angan. Semburat kisah melintas membawa lamunan ke masa lalu, saat peluh dan lidah kelu membisu. Kebencian mencerca, berperang emosi yang tak terkendali.
Terpuruk aku menjadi seorang terdakwa, kesalahan menjadi pisau yang menusuk penuh amarah. Cacian hingga hinaan menjatuhkan, hingga tersungkur berdarah darah. Meninggalkan luka yang teramat dalam, perih tak terperi. Tak perlu menjelaskan siapa dirimu pada semua orang, karena orang yang menyanyangi mu tak perlu itu dan orang yang membencimu tak akan percaya itu
Waktu berlalu, senjapun menorehkan luka. Biarkan lepas terhembus angin, menyisakan temaram dalam kegelapan. Senja menyimpan banyak cerita, memendam duka dan luka yang ternganga.
Hanya waktu yang akan menyembuhkannya...
Dan biarkan tangan Tuhan Yang Maha membuktikan kebenaran...
Senjaku berlalu, esok kan kembali datang penuh kedamaian...

Dahsyatnya Sakaratul maut


Sesungguhnya menjadi saksi atas sebuah proses menuju kematian adalah sebuah pelajaran berharga dalam hidupku...
Melihat perjuangan menghadapi nikmat sakit sebagai penggugur dosa, ujian sabar dan ikhlas di penghujung usia hingga dahsyatnya sakaratul maut diperlihatkan di depan mata.
Tak ada daya dan upaya yang dapat dilakukan selain berprasrah diri atas semua ketentuanNya...
Ibnu Abi Ad-Dunya rahimahullah meriwayatkan dari Syaddad bin Aus Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Kematian adalah kengerian yang paling dahsyat di dunia dan akhirat bagi orang yang beriman. Kematian lebih menyakitkan dari goresan gergaji, sayatan gunting, panasnya air mendidih di bejana. Seandainya ada mayat yang dibangkitkan dan menceritakan kepada penduduk dunia tentang sakitnya kematian, niscaya penghuni dunia tidak akan nyaman dengan hidupnya dan tidak nyenyak dalam tidurnya”[2].
Saat tiba waktunya tiada satupun kita yang tahu, walau sebenarnya pertanda itu nyata adanya. Semua dalam ketetapanNya, jiwa akan kembali pada Sang Pencipta.
وَجَآءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ ذَلِكَ مَاكُنتَ مِنْهُ تَحِيدُ
“Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari darinya”. [Qaaf: 19]
Dahsyatnya sakaratul maut tak dapat kita berlari darinya, lalu bekal apakah yang akan kubawa untuk kembali menghadap Nya?

Ada Cinta dibalik ujian Allah


Bersyukurlah jika hidupmu dihiasi ujian, tandanya Tuhan menyayangi dan memperhatikan. Menguji batas keimanan dan kesabaran melalui jalan setapak yang terjal hingga menemukan ikhlas dan mencapai Ridho Nya... 

Dari Anas bin Malik radhiallahu anhu bahwa Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ عِظَمَ الجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ البَلاَءِ ، وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ ، فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا ، وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ ) . رواه الترمذي (2396) وحسنه ، وصححه الشيخ الألباني في "السلسلة الصحيحة" (رقم/146) 

“Sesungguhnya agungnya pahala disertai dengan besarnya cobaan. Sesungguhnya Allah ketika mencintai suatu kaum, maka Dia akan mengujinya. Siapa yang ridho maka Dia akan ridho dan siapa yang murka, maka Dia juga akan murka.” HR. Abu Dawud, (2396) dan dihasankan. Dinyatakan shoheh oleh Albany dalama ‘Silsilah shohehah, no. 146.

Saat badai telah berlalu, saat dirimu lepas dari himpitan kesulitan atas izinNya, semakin bertambah tinggi kedudukanmu d sisi Allah.. Bersabarlah atas semua ujianNya, jalani penuh keihlasan... 

( إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا سَبَقَتْ لَهُ مِنْ اللَّهِ مَنْزِلَةٌ لَمْ يَبْلُغْهَا بِعَمَلِهِ ابْتَلَاهُ اللَّهُ فِي جَسَدِهِ أَوْ فِي مَالِهِ أَوْ فِي وَلَدِهِ )
رواه أبو داود (3090) ، وصححه الألباني في "السلسلة الصحيحة" (رقم/2599) 

“Sesungguhnya seorang hamba ketika didahului kedudukan di sisi Allah, dimana amalannya tidak sampai (kepadaNya), maka Allah akan mengujinya di badan atau harta atau anaknya.” HR. Abu Dawud, (3090) dinyatakan shoheh Albany dalam ‘Silsilah Shohehah, no. 2599

#30DWC
#30DWCjilid13
#squad8
#day10

Selasa, 29 Mei 2018

MELANGITKAN DO'A DALAM SETIAP HEMBUSAN NAFAS (3)

Alunan suara seseorang membaca ayat suci Al Quran sayup-sayup terdengar, rasanya ingin kubuka mata namun masih terasa berat. Saat itu aku seakan berlari entah terbang, namun hangat pegangan tangan seseorang menarikku kembali. Dengan susah payah kucoba membuka mata, masih samar nampak bayangan suami berada di sampingku. Dua lampu besar diarahkan ke tempat tidur, katanya karena kondisiku saat itu demam.

Dia selalu berada di sampingku selama koma dan hanya do'a mereka yang telah memberi kekuatan untukku hingga masa kritis dapat terlewati. Kulihat selang infus di tangan kanan, transfusi darah di tangan kiri, selang oksigen di hidung dan ada pula selang yang dimasukkan dari lubang hidung menuju ke lambung. Ternyata aku mengalami infeksi lambung pasca operasi hingga membuat tak sadarkan diri. Satu lagi yang membuat kurang nyaman, selang cutetter yang entah kapan dipasangnya.

Alhamdulillah kesehatanku berangsur pulih, walau masih tersisa lemah karena asupan makanan masih terbatas. Selama kritis dan beada di ruangan khusus, aku dikarantina belum bida dipertemukan dengan bayiku. Satu-satunya keinginanku segera pulih dan dapat menggendong bayiku. Kasihan bayiku, selama aku kritis dia minum susu formula, belum pernah diberikan. 

Dari foto yang diperlihatkan suamiku, bayiku tampak sehat dan disebut bayi jumbo oleh para perawat, karena ukurannya lebih besar dari  bayi yang lain. MasyaaAllah, Sungguh besar kekuasaan Allah... hingga akhirnya aku dipertemukan dan dapat melihat sendiri keadaannya. Alhamdulillah bayiku sehat...

Hari-hari berikutnya, karena kondisiku masih masa pemulihan sehingga kami putuskan cuti melahikan di rumah orangtuaku di Cikampek. Terpaksa aku dan suami menjalani LDR,  senin sampai jumat melaksanakan tugas di Pelabuhanratu dan setiap sabtu minggu nengok kami ke Cikampek. Sungguh pengorbanan yang tidak mudah, antara kewajiban terhadap tugas dan keluarga.

وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَاناً حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهاً وَوَضَعَتْهُ كُرْهاً وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْراً حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحاً تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga aabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo’a: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni’mat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai. berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (Qs. Al-Ahqaaf : 15)
#30DWC #30DQCJilid13 #Squad8 #Day13


Rabu, 23 Mei 2018

Melangitkan Doa Dalam Setiap Hembusan Nafas (2)

Berita kehamilan pertama menjadi kabar yang menggembirakan bagi keluarga kami, karena aku dan suami adalah anak pertama maka kehadiran cucu pertama menjadi kebahagiaan yang luar biasa. Mertuaku tinggal di Bandung sedangkan orangtuaku di cikampek, kami menjalani semuanya berdua di kota kecil Pelabuhanratu. Suamiku menjadi lebih memanjakan, pekerjaanku di sekolah juga dia turun tangan bahkan tak segan mengerjakan pekerjaan rumah, sehingga aku menjadi ibu hamil yang manja.  

Trimester pertama penyesuaian dengan kehadiran janin dalam rahimku membuat banyak keluhan, mual, pusing apalagi di pagi hari, tiba-tiba mata berkunang-kunang dan jatuh pingsan. Hal ini yang sering membuat suamiku khawatir dan menjadi over protectif, aku merasa bersyukur memiliki suami yang penuh perhatian dan  kasih sayang.

Doa tak lepas kami panjatkan untuk calon bayi kami, alunan Al Quran selalu aku bacakan sambil mengusap perut yang semakin membesar. Surat Yusuf yang paling sering kubaca, karena hasil USG dokter menyatakan bayiku berjenis kelamin laki-laki. Sampai usia kehamilan 9 bulan lebih 2 minggu, badanku semakin berat dan aktiftas gerak menjadi terbatas, dikarenakan bobot tubuhku naik hingga 20 kilogram. (hihi... efek banyak makan dan terlalu dimanjakan kali ya...?).

Kedua orangtua kami sudah sibuk mempersiapkan kelahiran cucu pertamanya, ada amalan doa yang harus selalu aku baca setiap habis sholat, bahkan mama sengaja minta air zamzam ke temannya yang pulang haji atau umroh untuk diminum dengan harapan bayiku lahir sehat dan menjadi anak sholeh. 

Namun hingga kehamilanku sampai pada hitungan 10 bulan belum juga ada tanda tanda melahirkan, hingga akhirnya pada konsultasi dokter yang terakhir itu aku dinyatakan harus segera melakukan operasi karena kondisi air ketuban sudah menghijau, hal ini akan membahayakan dan meracuni bayi dan ukuran pinggulku juga sempit diprediksi tidak dapat melahirkan normal  karena dari hasil USG bayi kami berukuran besar sehingga cukup beresiko. 

Aku dan suami meyampaikan hal ini kepada kedua orangtua, waktu itu melahirkan dengan cara operasi masih dianggap hal yang mengerikan dan dilakukan sebagai jalan terakhir, jd mereka masih berharap aku bisa melahirkan secara normal. 
Dokter lebih faham akan kondisi yang terjadi pada pasiennya, akhirnya kami harus pasrah atas semua ketetapan Nya. Saat sakit dan mulas mulai terasa, aku dilarikan ke sebuah rumahsakit umum di kota karawang, selama cuti aku lebih memilih berada di rumah orangtuaku. 

Beberapa jam berada di ruang observasi, rasa mulas semakin menjadi-jadi hingga air ketuban pecah namun proses pembukaan  jalan lahir belum juga lengkap. Kami sudah pasrah dan ikhlas saat dokter menyerahkan surat izin melakukan tindakan operasi, aku melihat ketegaran suamiku saat kertas itu dipegangnya dan ditandatangani. "InsyaaAllah ini jalan yang terbaik, ibu harus kuat ya demi anak kita", bisiknya, aku hanya mengangguk tanda setuju.

Do'a tak lepas dipanjatkan oleh kedua orangtua kami, mereka menghampiriku dan memberikan semangat sebelum aku masuk ruang operasi.  Bismillahirohmanirrohiiim... suara isak tangis mereka semakin sayup aku dengar, sampai aku menyadari sudah berada di ruang operasi. Tubuhku semakin lemah saat asisten dokter menyuntikkan obat bius total hingga akupun tak sadarkan diri.

Saat kubuka mata yang terasa masih berat, nampak suamiku tersenyum disampingku, kuraba perutku, "Gimana anak kita sehat? laki-laki atau perempuan?" tanyaku lemah, "Alhamdulillah sehat, bayinya laki-laki beratnya 3975 gram, pantas aja susah keluarnya" jawab suamiku sambil tersenyum.
Lega rasanya, sakit pasca  operasi terbayarkan oleh kenyataan bayiku sudah lahir dengan selamat dan kondisinya sehat, lahir pada hari rabu, tanggal 18 Desember 1996 pukul 10.15.

Pasca operasi kondisiku ternyata drop, yang aku ingat pandanganku jadi pudar, suara suami dan orangtuaku seperti jauh  entah dimana... terdengar suara perawat dan dokter menyiapkan alat-alat yang dipasangkan ke tubuhku. Kucoba membuka mata, aku merasa seperti di atas awan, samar-samar kudengar suara mama membacakan ayat suci Al Quran, "Ibu bangun, ibu harus kuat, anak kita membutuhkan ibu", kudengar bisikan suara suamiku...
Aku merasa berjalan di atas awan, kucari dimana bayiku... semua yang kulihat nampak putih...
(Bersambung)


وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَاناً حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهاً وَوَضَعَتْهُ كُرْهاً وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْراً حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحاً تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِي
Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: ‘Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri”.” (Al-Ahqaaf, {46}: 15)


#30DWC #30DWCJilid13 #Squad8 #Day8


Selasa, 22 Mei 2018

Melangitkan Do'a Dalam Setiap Hembusan Nafas (1)


Kepahitan harus kureguk tanpa berharap menerima madu yang akan mengurangi rasa pahit, Apakah aku menikmatinya dan ikhlas menjalaninya? 
Bahagiapun adalah bagian dari ujian, apakah akan senantiasa bersyukur? 
Seberapa besar bahagia ditentukan oleh seberapa besar aku bersyukur... 
Kekuatan do'a adalah kuncinya.

Perjalanan hidup pastinya tidak selalu mulus, berbagai bentuk ujian hidup harus dihadapi untuk menguji seberapa besar iman seorang hamba, Allah Ta'ala akan menguji setiap hamba-Nya dengan berbagai musibah, dengan berbagai hal yang membahagiakan atau yang tidak mereka sukai.  Begitu juga dengan perjalanan hidupku, suka duka terlewati dalam banyak hikmah yang dapat dipetik hingga membuatku banyak belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Pembelajaran yang mengarahkanku untuk belajar ilmu ikhlas dan senantiasa bersyukur... 

Allah menciptakan makhluk-Nya dengan diberikan ujian ataupun musibah pada manusia untuk menguji tingkat keimanannya. Jika diberikan kebahagiaan, apakah bersyukur? jika bersedih, apakah bersabar?

“Sungguh mengagumkan urusan orang mukmin. Sesungguhnya segala urusannya menjadi baik, dan itu takkan terjadi pada siapapun selain orang mukmin. Jika dia mengalami kesenangan, dia bersyukur, maka menjadi kebaikan baginya. Jika dia terkena kesedihan, dia bersabar, maka akan menjadi kebaikan baginya.” (HR. Muslim)

Keluargaku adalah syurgaku... kehidupan kami banyak dilimpahi kebahagiaan walau dalam kesederhanaan, aku dan suami berprofesi sebagai guru. Akhir tahun 1995 kami memulai semuanya dari sebuah kota kecil Palabuhanratu. Dari sebuah rumah kontrakan sederhana setengah tembok dan bilik bambu, yang uang sewa kontrakannya terjangkau oleh gaji pegawai negeri golongan IIc. 

Setahun berikutnya, kebahagiaan kami dilengkapi dengan hadirnya putra pertama Muhammad Iqbal Aditya Putra, yang lahir sehat dan tumbuh menjadi anak kesayangan keluarga. Aku dan suami adalah anak pertama sehingga kedatangan cucu pertama menjadi hal baru buat keluarga besar kami. Sebagai cucu pertama dia mendapatkan limpahan kasih sayang yang sangat besar dan menjadi kesayangan kakek neneknya.

3 tahun berlalu, putra kami tumbuh menjadi anak yang cerdas dan sehat, di usianya yang masih muda sudah bersekolah di taman kanak kanak. Keinginannya untuk segera sekolah sepertinya menurun dari aku, cerita mama ketika usiaku 3 tahun akupun selalu menangis ingin sekolah setiap lewat taman kanak kanak. Alhamdulillah putra kamipun terlihat sangat menikmati masa-masa awal sekolahnya dan tumbuh menjadi anak yang lincah. Sepeda motor GL max menjadi saksi kebahagiaan kami, satu-satunya kendaraan yang selalu mengantarkan aku dan suami mengabdikan diri sebagai guru dan kendaraan kebanggaan putra kami yang setia mengantarnya sekolah. 

Sebenarnya statusku waktu itu masih menjalankan tugas ikatan dinas di sebuah sekolah swasta di kota Bengkulu, karena kebaikan Ketua Yayasan dan Kepala Sekolah disana sehingga aku bisa melaksanakan tugas di sekolah suamiku sambil proses mutasi, waktu itu pemerintahan sedang mempersiapkan otonomi daerah sehingga proses mutasi menjadi agak terhambat. Proses mutasi lintas provinsi, dari kantor Dinas pendidikan Provinsi Kota Bengkulu ke Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, harus melalui rekomendasi dari Dinas Pendidikan Nasional di Jakarta. 

Perjalanan aku dan suami turun naik bis umum, tanpa lelah kami jalani berdua.  Berbekal kesabaran, do'a dan usaha kami yang tak pernah putus, akhirnya tahun 1999 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menurunkan surat keputusan mutasi sehingga secara resmi aku sudah beralih tugas dari Bengkulu ke Pelabuhanratu dengan alasan turut suami. Walaupun harus ke kota yang lebih kecil dari kota bengkulu, tujuan untuk berkumpul dengan keluarga sekaligus dapat melaksanakan tugas serta mengabdi sepenuhnya sebagai istri dan seorang ibu akhirnya dapat terlaksana.

Saat putra pertamaku berusia 4 tahun, kebahagiaan kami bertambah dengan kehamilan ke-dua ku. Kami semua berharap anak ke-dua berjenis kelamin perempuan, mengingat proses melahirkan putra pertama termasuk beresiko sehingga harus melalui operasi caesar dan pasca caesar aku sempat mengalami koma. Dokter menyatakan demi kesehatanku dan keselamatan ibu/bayi kesempatanku melahirkan hanya dua kali. 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ

“Sesungguhnya jika Allah mencintai suatu kaum maka Dia akan menguji mereka. Barang siapa yang ridho (terhadap ujian tersebut) maka baginya ridho Allah dan barang siapa yang marah (terhadap ujian tersebut) maka baginya murka-Nya.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah At Tirmidzi berkata bahwa hadits ini Hasan Ghorib)

Bagaimana perjuanganku saat proses melahirkan lewat operasi caesar?? 
Nantikan di tulisanku berikutnya...

#30DWC #30DWCJilid13 #Squad8 #Day7 #Otobiografi


Senin, 21 Mei 2018

ALUNAN CINTA PAPA


Angin berhembus menyampaikan pesan
Butir hujan membuat hati biru berselimut rindu
Hadir seraut wajah dalam ingatan
Tersenyum dibalik awan putih di langit ke tujuh

Masih terasa belaian hangat saat tangan lemahmu di pundakku
Banyak cerita yang kau ungkap di sisa hembusan nafas
Banyak amanah yang ingin kau sampaikan sebagai ilmu
Banyak Doa yang selalu kau ucapkan walau bibirmu lelah dan kelu

Darinya ku belajar memahami arti hidup
Sepenuhnya menghamba hanya pada Nya
Perjalanan dunia tak seberapa
Siapkan diri menuju perjalanan akhirat nan panjang

Berbagi kasih untuk sesama
Menjalin silaturahmi pembuka pintu rizki
Menebar kebaikan dalam setiap langkah
Niatkan semata hanya kepada Nya

Cinta kasihnya takkan lekang oleh waktu
Mengalir dalam setiap pembuluh darah di seluruh dinding ruang
Tiada namun tetap ada dalam ingatan
Menjadi pelita dalam gelap, menjadi panduan kala tersesat

Hingga akhir nafasmu masih kau sibak pembelajaran hidup untukku
Betapa dahsyatnya bagaimana sakaratul maut menjemput
Peluh di dahi membasahi alas tidur hingga hembusan nafas terakhirmu menyebut asma Alloh
Hanya amal ibadah yang memudahkan jalan kembali pada Nya…

Papa tersenyum damai dalam pelukanNya
Meninggalkan cinta dan rindu yang teramat dalam

#30DWCJilid13 #Day6 #Squad8 #Puisiku #CatatanHarianSeorangIbu

Minggu, 20 Mei 2018

MALAIKAT TAK BERSAYAP

Dalam keheningan malam ada namamu yang selalu kuuntai dalam do’a
Tak ada kata indah yang dapat kurangkai
sebagai ucapan terimakasih atas semua cinta kasih, pelajaran hidup, ketegaran dan keikhlasan
serta do'a yang senantiasa mengalir dalam setiap hembusan nafasmu

Ibu..
Do'a mu menembus langit, cinta kasih mu mengalir dalam darah
menghangatkan seluruh organ tubuh, menjadi pelita dalam gelap
menjadi setetes kesejukan dalam dahaga

Pelajaran hidup yang sering kau bagi membuat ku menjadi seorang wanita tegar
dalam memghadapi ujian hidup
Keihklasan yang meruntuhkan sebuah takdir
keluasan hati menerima semua ketetapan yang sudah digariskan

Ibu..
Sakitmu tak pernah mengurangi jumlah do'a yang dipanjatkan dari bibir lemahmu
dalam keputusasaan ada keikhlasan yang kurasakan
Masih terasa hangat hembusan nafas saat kutemani tidurmu
Wangi tubuhmu,  suara mu membacakan ayat suci

Disini ku menyimpan rindu yang teramat dalam
Lukisan indah dalam kenangan yang tak terlupakan

Andai waktu dapat terulang...
Akan kubuat bahagia selama hidupmu
akan kubuat bibir mungilmu selalu tersenyum
tak akan kubiarkan ada air mata setetespun keluar dari mata indahmu.
tak akan kubiarkan kesedihan menemani hari-harimu
tak akan ada kesepian yang dirasakan di sisa akhir hidupmu..

Andai dapat kuputar waktu...
Akan selalu kutemani tidurmu
Akan selalu kuucapkan kata indah setiap hari untukmu
betapa sangat berarti nya dirimu dalam hidupku

Kini, hanya untaian do'a yang dapat kusampaikan...
Ibu, damailah dalam pelukanNya
Kaulah malaikat tak bersayap
Sang Bidadari syurga...

 #30DWC #30DWCJilid13 #Day5 #Puisiku #CatatanHarianSeorangIbu

SEPENGGAL KISAH KASIH DI HARI MINGGU



Terbangun karena suara adzan berkumandang mengundang untuk melaksanakan kewajiban. 
Namun langkahku terhenti menuju kursi, terduduk dan kuraih huruf demi huruf untuk kususun menjadi kalimat, entah apa yang ada di kepala biarkan saja anganku mau dibawa kemana...
Hari ini air mata kembali hadir melihat sosok orangtua pengganti dalam keadaan sakit, do'a kami tak henti mengalir untuk kesembuhan ibu... 
Seorang Ibu yang kuat dan penuh semangat, selalu menjadi inspirasi kami.
Teringat sosok orangtua kami yang telah tiada, perjuangan menghadapi sakitnya, penuh pengorbanan dan do'a...
Karena sesungguhnya KuasaNya tak dapat kita lawan, hanya perlu memiliki ikhlas dan tawakal untuk menerima semua ketetapan Nya...
Terhenyak aku, karena tampak kamu duduk manis di kursi tamu
Ungkapan kasih dan pelukan hangat kalian yang mungkin esok tak akan pernah hadir menemani hari-hariku lagi. 
Beruang besar ini ungkapan cinta kalian yang besar, tergantikan walau tak akan terlupakan. 
Melangkahlah menggapai semua asa dan cita...
Hiduplah dengan penuh cinta dan kasih... 
Bahagia tidak diukur oleh materi, berbagi kasih dengan tulus menghantarkan jiwa, memiliki hati seluas samudera.
Bahagiamu juga bahagiaku...

Sabtu, 19 Mei 2018

USAHA TIDAK AKAN MENGKHIANATI HASIL


Setiap langkah pasti punya tujuan
Penuh semangat dan keyakinan akan harapan yang ingin kamu raih
pastikan usaha yang kamu lakukan maksimal, hilangkan keraguan.
Fokus pada satu target agar langkahmu tidak bercabang

Semakin banyak keinginan, maka langkahmu semakin bimbang
Yakinkan diri, pastikan tujuan
Jangan pernah mengalah pada keadaan
Jadikan kesulitan sebagai tantangan

Terkadang hujan dan badai menerjang
keluh dan peluh memberatkan langkah
Terdiam dan hampir mengalah pada keadaan
keraguan datang hingga tujuan menjadi samar

Yakin akan kebesaran dan kasih sayang Tuhan
Semua yang terjadi atas kehendak Nya, namun kita diberikan akal fikiran
Bangkit saat  kamu terjatuh, jangan terpuruk larut dalam kesedihan
lanjutkan langkahmu penuh keyakinan

Cobaan hidup akan mengantarkan kita menjadi manusia yang senantiasa bersyukur
Ikhlas akan semua ketetapan Nya, bertahan dan berjuang untuk bangkit dari keterpurukan
fokuskan kembali pada apa yang ingin diraih
berusaha mengalahkan ujian  apapun yang menghadang

Semakin besar ujian yang dihadapi, harus semakin membakar semangat mu
terus melangkah, dengan satu keyakinan
Tuhan selalu bersama kita dalam setiap langkah
Apapun hasil yang kamu raih sudah menjadi ketetapan Nya

Tuhan tidak pernah tidur
Hasil yang kamu raih sebanding dengan usaha yang dilakukan
Dan usaha tidak akan mengkhianati hasil
Manusia wajib berusaha, hasilnya biarkan tangan Tuhan yang bekerja...


#30DWC #30DWCJilid13 #Squad8 #Day3 #CatatanHarianSeorangIbu #Puisiku




Kamis, 17 Mei 2018

ANTARA AKU, KAMI/KITA DAN MEREKA

Waktu berlalu meninggalkan banyak cerita antara aku, kami/kita dan mereka.
Setiap awal ramadhan yang teringat hanyalah bayangan wajah orangtua yang telah tiada, namun sampai kapanpun akan selalu ada dalam ingatan.. untaian do'a mengalun dalam tiap sujudku..
Masih teringat bagaimana aku harus mengatur waktu untuk aktifitas pekerjaanku, keluarga dan mereka. Kadang lelah memberatkan langkahku, namun lelah telah menjadi sahabat baik kita, aku dan suami yang selalu meberikan motivasi dan membangkitkan kembali langkahku.
Kita yang membina satu team yang solid dalam menghadapi kesulitan sebesar apapun, dengan keyakinan bahwa semua atas kehendak Nya dan mengembalikan semua hanya pada Nya..
kebesaran cintanya, rasa tanggungjawabnya, kesabarannya membuat langkahku semakin kuat.

Diawali dengan ujian cinta yang dipisahkan oleh selat sunda, Sumpah jabatan kami yang menyatakan siap ditempatkan di seluruh wilayah Indonesia bagian barat membuat kita menjalani tugas pertama ikatan dinas sebagai guru di masing-masing daerah yang terpisah jauh, namun ketetapan Tuhan menentukan kita bersama membangun keluarga hingga saat ini. 
Saat itu profesi guru hanya dipandang sebelah mata, hidup kami penuh dengan kesederhanaan. Tinggal di rumah kontrakan kecil dipinggir jalan raya yang terkadang membuat anak pertama kita terbangun karena kebisingan kendaraan yang lewat. Kesederhanaan ini yang telah melatih kita menjadi satu team yang kuat dan mendidik kita menjadi lebih kuat dalam menghadapi ujian apapun.

Anak pertama kami tumbuh menjadi seorang anak laki-laki yang sehat kini menjelang dewasa, cerdas, kuat dan mandiri, menjadi anak kebanggan keluarga.
Ujian berikutnya harus dhadapi saat anak kedua divonis gangguan pendengaran karena virus rubella dan CMV, entah dari mana datangnya virus itu hingga dapat berkembangbiak dalam tubuh gadis kecil kita. Rasa sedih luar biasa menyelimuti hari-hari selanjutnya, namun cinta kasih mereka untuknya menjadikan kekuatan yang luar biasa.  Doa-doa mereka selalu mengalir untuk putri kecil kita, dukungan moril bahkan materil diberikan demi kesembuhannya. Takdir berkata lain, putri kecil kita dinyatakan tuna rungu total karena virus itu sudah merusak syaraf koklea kedua telinga nya.. hingga syaraf pusat telinga tidak dapat menyampaikan impuls ke otak.

Dari putri kecilku, kami belajar sabar dan ikhlas dalam menerima semua ketetapan Nya, kesabaran mengalahkan egoku yang tak pernah berhenti menyalahkan diri sendiri, karena ternyata virus itu pun positif bersarang dalam tubuhku..

Kita tidak dapat melawan takdir, bagaimanapun semua harus dihadapi..

Bagaimana perjuangan aku, kita (aku dan suami), kami (aku dan keluarga) dan mereka (kedua orangtua dan mertuaku) dalam menghadapi setiap ujian hidup?? nantikan di tulisanku berikutnya...

#30DWC #30DWCJilid13 #Squad8 #Day1





IKHLAS PADA SEMUA KETETAPAN

Dunia ini adalah panggung sandiwara, semua berada dalam ketetapan dan diatur oleh sutradara Yang Maha mengatur seluruh alam dan isinya.  Man...