Sabtu, 08 September 2018




Keseimbangan adalah keselarasan antara  dua sisi. Seimbang antara kinerja otak kanan dan kiri, seimbang mengejar ilmu dunia dan akhirat, seimbang antara hak dan kewajiban
.

Otak manusia terdiri dari belahan otak kiri dan kanan. Otak kiri berkaitan dengan fungsi akademik yang terdiri dari kemampunan berbicara, kemampuan mengolah tata bahasa, baca tulis, daya ingat (nama, waktu dan peristiwa), logika, angka, analisis, dan lain-lain. Sementara otak kanan tempat untuk perkembangan hal-hal yang bersifat artistik, kreativitas, perasaan, emosi, gaya bahasa, irama musik, imajinasi, khayalan, warna, pengenalan diri dan orang lain, sosialisasi, pengembangan kepribadian. Para ahli banyak yang mengatakan otak kiri sebagai pengendali IQ (Intelligence Quotient), sementara otak kanan memegang peranan penting bagi perkembangan EQ (Emotional Ouotient) seseorang.

Keseimbangan meliputi berbagai aspek kehidupan manusia. Tatkala manusia menginginkan hidup yang harmonis, baik secara individual, sosial, maupun vertikal, maka pilihannya adalah membangun keseimbangan yang telah digariskan ALLAH SWT secara konsisten. Andai terhadap diri sendiri manusia tak mampu membangun keseimbangan, maka mustahil ia akan mampu menciptakan keseimbangan bagi sosial masyarakatnya. Jika hal ini terjadi, maka ketidakadilan akan tercipta, social chaos akan terbangun, malapetaka muncul di mana-mana, dan kezaliman akan merajalela. Bisa jadi bangsa ini akan senantiasa menciptakan generasi yang berkualitas, namun dalam bingkai yang tidak seimbang.

Mesin pendidikan yang lebih menekankan aspek intelektual, tanpa aspek spritual dan emosional atau bahkan pola hidup yang lebih mengedepankan  kenikmatan sesaat dengan melupakan hak orang lain dan tujuan hidup yang lebih panjang, justru menjadi ancaman tatanan kehidupan ini.
Yang benar jadi salah, yang salah jadi benar. Kejujuran menjadi sesuatu yang langka, karena semua berusaha menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan hidupnya.

Keseimbangan ilmu dunia dan akhirat menjadi kunci utama, Allah menjelaskan :

وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِن كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. 
(Al Qashash : 7)

Ibnu Katsir menjelaskan ayat ini sebagai berikut: “Pergunakanlah karunia yang telah Allah berikan kepadamu berupa harta dan kenikmatan yang berlimpah ini, untuk mentaati Rabb-mu dan mendekatkan diri kepadaNya dengan berbagai bentuk ketaatan. Dengan itu, kamu memperoleh balasan di dunia dan pahala di akhirat. Firman Allah “Janganlah kamu melupakan bagianmu dari kenikmatan duniawi”, yaitu dari apa-apa yang dibolehkan Allah berupa makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal dan pernikahan. Sesungguhnya Allah mempunyai hak atas dirimu. Jiwa ragamu juga mempunyai hak atas dirimu. Keluargamu juga mempunyai hak atas dirimu. Tamumu juga mempunyai hak atas dirimu. Maka berikanlah tiap-tiap hak kepada pemiliknya.

Kamis, 06 September 2018

MENGGANTUNGKAN HARAPAN

Seperti kemarau menjanjikan hujan, berharap kemarau segera berlalu dan hujan akan segera datang. Begitu pula harapan masa depan gadisku sangat aku nantikan. Ada kebahagiaan yang tertunda dibalik banyak harapan yang kumimpikan. 
Terkadang muncul rasa pesimis, mampukah aku mendidiknya menjadi seorang wanita yang mandiri? Mampukah semua harapanku terwujud? Terlalu tinggikah kugantungkan harapan?

Gadisku telah memberi banyak pelajaran berharga, bagaimana kami belajar sabar menghadapi karakternya yang spesial, belajar sabar menjelaskan banyak hal dengan bahasa yang dia mengerti sehingga dia paham apa yang disampaikan. Menterjemahkan keinginannya, yang terkadang sulit kami pahami. Sabar menghadapi saat dia marah tak terkendali. Mendidiknya menjadi anak yang penurut dan berbakti.

Seorang mukmin dianjurkan untuk senantiasa sabar ketika ditimpa kesulitan. Kesabaran menjadi salah satu kunci utama untuk meraih kebahagiaan di dunia. Sabar akan membuat seseorang merasa ringan dalam menghadapi segala bentuk ujian dalam hidupnya. Karena harus dipahami benar bahwa roda kehidupan selalu berputar. Setelah datang kesulitan maka akan ada kemudahan. Tidak mungkin seseorang akan selamanya mengalami kesulitan ataupun sebaliknya. 
Aku tahu janji Tuhan itu pasti!

Aku yakin akan ada kemudahan dibalik kesulitan, aku yakin suatu saat nanti akan datang kebahagiaan. Aku tahu Tuhan menjanjikan hujan setelah kemarau, dan akan ada pelangi setelah hujan. Walau saat ini semua harapanku masih tertunda. Aku harus selalu optimis dapat menggapai masa depan yang lebih baik untuk gadisku, Tidak ada yang tidak mungkin kalau Tuhan berkehendak. 

"ALLAH SWT menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu". [Al Baqarah:185].

Carilah hikmah dari semua ketetapanNya, agar kita senantiasa bersyukur dan Ikhlas menjalaninya. Tuhan sedang memberikan pelajaran hidup, melatih aku menjadi manusia yang lebih baik. Menggantungkan banyak harapan, meraih kebahagiaan yang tertunda.
Kadang-kadang kita merasakan sangat mustahil untuk menggapai semua harapan, namun tiba-tiba Tuhan menjadikan sebuah kenyataan. 
Apakah ini mimpi atau sekedar khayalan?
Tidak, ini bukan khayalan karena telah terbukti kekuasaan-Nya berhak membuat sesuatu yang mustahil menjadi sebuah kenyataan.

Firman ALLAH SWT menegaskan :
Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu Dia hanya berkata kepadanya, ‘Jadilah!’ maka jadilah sesuatu itu.” (Yassin:82)

#30dwcjilid14
#squad9
#day16

Rabu, 05 September 2018

Kedudukan Anak Perempuan

Seperti halnya anak gadisku, aku satu-satunya anak perempuan di keluarga. Aku terlahir sebagai anak pertama dari empat bersaudara. Tiga adikku semuanya laki-laki. Perbedaan aku dengan anak gadisku adalah tentang kemandirian. Sebagai anak pertama, aku dididik disiplin dan memiliki tanggungjawab yang besar terhadap ketiga adikku. Kedua orangtuaku tidak pernah membeda-bedakan anak perempuan dengan anak laki-laki. Anak perempuan memiliki hak dan kewajiban yang sama, harus mandiri dan memiliki pendidikan setingi-tingginya. Walaupun yang aku rasakan, mereka lebih overprotective dibandingkan terhadap adik-adikku. 
Aku sering merasa malu sama teman-teman, waktu kerja kelompok harus diantar jemput. Pulang sekolah harus langsung pulang ke rumah, kalau terlambat pulang pasti dicari. Sampai aku tidak pernah diijinkan ikut camping dengan teman-teman sekelas waktu acara perpisahan. Suka sedih rasanya, gakbisa menikmati masa remaja seperti anak-anak lainnya. Hingga waktu SMP aku coba-coba bolos sekolah dan kabur di jam pelajaran untuk sekedar main. Akibatnya papa marah besar dan mama menangis. Aku merasa sedih dan tertekan, semua serba gak boleh. aku coba berontak, melawan semua aturan yang diterapkan. Tapi hasilnya hanya membuat kedua orangtuaku kecewa dan sedih. 

Sejalan dengan bertambahnya usia, aku semakin menyadari kalau sebenarnya orangtuaku sangat sayang hingga terlalu mengkhawatirkan aku. Saat duduk di bangku SMA aku lebih fokus belajar dan mengatur diri sendiri untuk disiplin dan mengikuti semua aturan di rumah. Alhamdulillah prestasiku semakin membaik, hingga akhirnya aku diterima di Perguruan Tinggi Negeri di kota Bandung.
Saat itulah kemandirianku mulai terbentuk, pola pendidikan papa yang disiplin, serius dan fokus sangat mempengaruhi pola hidupku. Alhamdulillah sebagai anak perempuan, aku merasa bisa menjadi kebanggaan orangtua. "Coba contoh teteh", kata-kata itu selalu kuingat, saat papa menasihati adikku. Padahal tidak banyak yang kulakukan, hanya mengikuti semua nasihat dan keinginan orangtua, berusaha membahagiakan mereka selama aku mampu menjalaninya.

Menikah adalah momen yang mengharukan, dimana aku harus dilepas dari kedua orangtua. Setelah menikah, tanggungjawab orangtua berpindah pada suami. Walau itu hanya teori belaka, nyatanya mereka masih selalu terbuka membantu kesulitan kami. Dari membantu masalah ekonomi hingga membantu mengasuh cucunya. Rasa sayangnya pada kami tidak pernah luntur sampai kapanpun. Hingga aku melanjutkan pendidikan sampai S2, mereka selalu memberikan dukungan baik moril maupun materil.
Semangatku melanjutkan kuliah tertanam karena mereka selalu memberikan motivasi. "Perempuan juga harus mandiri dan memiliki pendidikan yang tinggi", nasihat papa telah mempengaruhi mindsetku. "Tapi tidak melupakan kodrat sebagai perempuan, mendidik anak-anak dan hormat pada suami, karena syurga seorang perempuan ada pada suaminya", nasihat mama melengkapi pembicaraan papa.
Banyak nasihat yang papa mama ajarkan, hingga membentuk pribadi aku seperti sekarang. Semua yang kulakukan semata-mata hanya ibadah dan mencari Ridho Illahi. Mudah-mudah semua yang papa mama tanamkan menjadi ladang ibadah dan menempatkan mereka di tempat yang paling mulia di sisi ALLAH SWT. Aaamiiiin Ya Robbal Alamiiin...

Islam adalah rahmat bagi seluruh alam dan meski kita mengetahui bahwa perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki-laki, namun Islam tidak pernah menyatakan bahwa derajat perempuan dibawah laki-laki. 
ALLAH SWT berfirman dalam surah Al-Ahzab ayat 35 yang artinya :
“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan muslim, laki-laki dan  perempuan mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar”.
ALLAH SWT menyatakan bahwa dalam pandangan Islam, kedudukan wanita sama saja dengan kedudukan laki-laki dalam hal ibadah dan iman yang dimilikinya. Baik laki-laki maupun perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai derajat keimanan dan keislaman yang tertinggi. .
#30dwcjilid14
#squad9
#Day15


IKHLAS PADA SEMUA KETETAPAN

Dunia ini adalah panggung sandiwara, semua berada dalam ketetapan dan diatur oleh sutradara Yang Maha mengatur seluruh alam dan isinya.  Man...