Rabu, 29 Agustus 2018

Senantiasa Bersyukur (Part 3)

Virus itu telah merenggut masa depan gadisku dengan merusak sistem syaraf pusat di koklea hingga tak dapat menyanpaikan impuls ke otak, artinya dunianya pasti jadi sangat sunyi. Banyak harapan yang aku impikan sepertinya harus dikubur dalam-dalam. Rasanya hancur, malu, takut, bingung campur aduk jadi satu. Sempat terlintas fikiran untuk mengakhiri hidup, sempat berdo'a agar maut segera menjemput aku dan gadisku agar semuanya selesai. Tak berhenti menyalahkan diri sendiri, tak berhenti bertanya pada Tuhan kenapa semua ini terjadi pada gadisku? Kenapa harus dia yang menanggung semua? 

Saat aku terpuruk, ada tangan-tangan yang selalu memeluk dan menentramkanku. Ada bahu kekar tempatku bersandar dan ada tangan mungil yang mengusap air mataku. Sedikit-sedikit aku mencoba bangkit, dan menyusun harapan. Menyadari bahwa semua ini ujian yang harus kami hadapi. Mencari jawaban kenapa semua ini harus terjadi pada gadisku, hanya membuang waktu dan tak akan mengubah semua. Hanya membuat semuanya semakin terasa berat. Manusia memiliki akal dan fikiran yang akan merubah takdir. Masih banyak harapan yang dapat kami raih demi masa depan gadisku. Kupandangi wajah mungil tanpa dosa... 

Tuhan telah mengirim seorang gadis kecil dalam kehidupan kami, tak henti aku mengucap syukur. Aku harus bangkit demi masa depan gadisku,. Aku harus kuat menjalani semua ujan. Aku yakin tak semata-mata Tuhan memberi ujian, pasti ada pembelajaran hidup yang akan membuat kami menjadi lebih dekat padaNya. Aku harus bersyukur telah menjadi orangtua pilihan, aku yakin skenario Tuhan yang terbaik. Gadisku adalah sebuah berkah, anugerah terindah yang dikirim buat kami...
Mampukah kami bersabar dan ikhlas menjalani semua ketetapanNya..?


#30dwcjilid14
#day7

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

IKHLAS PADA SEMUA KETETAPAN

Dunia ini adalah panggung sandiwara, semua berada dalam ketetapan dan diatur oleh sutradara Yang Maha mengatur seluruh alam dan isinya.  Man...