Rabu, 29 Agustus 2018

Senantiasa Bersyukur (Part 4)

Perlahan aku mencoba bangkit, membangun kepingan hati yang berantakan. Mengembalikan segalanya kepada Yang Maha Berkehendak. Masih ada harapan untuk membangun masa depan gadisku, dan aku harus kuat menjalani hari-hari ke depan.
Ikhtiar kami coba lakukan, konsultasi dengan dokter spesialis sampai seorang profesor ahli TORCH.
Pengobatan secara medis sampai non medis kami jalani, berharap ada kejaiban yang datang.
Ternyata tubuh gadisku sangat rentan, tubuhnya menjadi sangat lemah dan daya tahan tubuhnya menurun. Obat-obatan hanya membuat tubuhnya menjadi keracunan, tubuhnya semakin kecil hanya berbalut tulang. Bersyukur ada obat herbal yang menetralisir racun dalam tubuhnya, perlahan kondisi tubuhnya membaik dan selera makannya lebih baik dari sebelumnya.

Waktu terus berlalu, tak henti aku memohon kekuatan dalam menghadapi semua. Memohon petunjuk terbaik untuk mendidik dan membesarkan gadisku. Jika memang takdir sudah tidak bisa dirubah, kami hanya mampu ikhlas dalam menerima ketetapanNya. Suami dan orangtuaku menjadi sumber kekuatan terbesar, mereka yang membuat aku bangkit dan tegar menghadapi apapun yang terjadi.
Anak pertamaku seorang anak laki-laki yang mandiri, dia sangat menyayangi adiknya. Tak pernah merasa cemburu walaupun waktuku lebih banyak tercurah pada sang adik. Suamiku seorang ayah yang hebat, sangat telaten membantu keperluan anak-anaknya. Dari dia aku belajar sabar dan ikhlas menerima semua ketetapanNya. Manusia wajib berusaha, namun akhirnya biarkan tangan Tuhan yang bekerja.

"Anaknya sudah dua tahun kok belum bisa jalan?"
"Anaknya gak pernah dikasih makan ya? kenapa kurus gitu?"
"Kasian ya, anaknya belum bisa ngomong"
"Anaknya kok sakit-sakitan terus?"
Banyak komentar sinis yang hinggap di telingaku, rasanya hati ini teriris... Aku hanya bisa menangis, tanpa sepatah katapun menjawab pertanyaan mereka.
Aku tidak membenci mereka, yang tidak pernah mengerti bagaimana perasaanku saat itu. mereka tak menyadari telah menjatuhkan kembali aku yang sudah mencoba bangkit dan mulai membangun harapan. Namun semakin sering aku jatuh, semakin sering juga aku bangun dan kembali menyusun kekuatan.

Bersyukur karena ucapan mereka ternyata membuat aku semakin tegar dan menjadi lebih kuat dalam menghadapi apapun. Selalu ada hikmah dibalik sebuah kejadian. Kini aku merasa lebih ikhlas menjalani semuanya, bisa tersenyum saat mereka bertanya sinis tentang kondisi gadisku. 

Tiuhan punya caranya sendiri dalam membentuk pribadi manusia...

#30DWCJilid30
#Squad9
#Day8



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

IKHLAS PADA SEMUA KETETAPAN

Dunia ini adalah panggung sandiwara, semua berada dalam ketetapan dan diatur oleh sutradara Yang Maha mengatur seluruh alam dan isinya.  Man...