Alunan suara seseorang membaca ayat suci Al Quran sayup-sayup terdengar, rasanya ingin kubuka mata namun masih terasa berat. Saat itu aku seakan berlari entah terbang, namun hangat pegangan tangan seseorang menarikku kembali. Dengan susah payah kucoba membuka mata, masih samar nampak bayangan suami berada di sampingku. Dua lampu besar diarahkan ke tempat tidur, katanya karena kondisiku saat itu demam.
Dia selalu berada di sampingku selama koma dan hanya do'a mereka yang telah memberi kekuatan untukku hingga masa kritis dapat terlewati. Kulihat selang infus di tangan kanan, transfusi darah di tangan kiri, selang oksigen di hidung dan ada pula selang yang dimasukkan dari lubang hidung menuju ke lambung. Ternyata aku mengalami infeksi lambung pasca operasi hingga membuat tak sadarkan diri. Satu lagi yang membuat kurang nyaman, selang cutetter yang entah kapan dipasangnya.
Alhamdulillah kesehatanku berangsur pulih, walau masih tersisa lemah karena asupan makanan masih terbatas. Selama kritis dan beada di ruangan khusus, aku dikarantina belum bida dipertemukan dengan bayiku. Satu-satunya keinginanku segera pulih dan dapat menggendong bayiku. Kasihan bayiku, selama aku kritis dia minum susu formula, belum pernah diberikan.
Dari foto yang diperlihatkan suamiku, bayiku tampak sehat dan disebut bayi jumbo oleh para perawat, karena ukurannya lebih besar dari bayi yang lain. MasyaaAllah, Sungguh besar kekuasaan Allah... hingga akhirnya aku dipertemukan dan dapat melihat sendiri keadaannya. Alhamdulillah bayiku sehat...
Hari-hari berikutnya, karena kondisiku masih masa pemulihan sehingga kami putuskan cuti melahikan di rumah orangtuaku di Cikampek. Terpaksa aku dan suami menjalani LDR, senin sampai jumat melaksanakan tugas di Pelabuhanratu dan setiap sabtu minggu nengok kami ke Cikampek. Sungguh pengorbanan yang tidak mudah, antara kewajiban terhadap tugas dan keluarga.
وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَاناً حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهاً وَوَضَعَتْهُ كُرْهاً وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْراً حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحاً تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga aabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo’a: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni’mat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai. berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (Qs. Al-Ahqaaf : 15)
#30DWC #30DQCJilid13 #Squad8 #Day13
Tidak ada komentar:
Posting Komentar