Masa muda merupakan masa keemasan yang dimiliki oleh seseorang, saat itulah pertumbuhan fisik telah sempurna dan memiliki kesempatan serta kekuatan yang paling besar dalam hidupnya.
Seseorang yang mempunyai keimanan terhadap kehidupan akhirat tentunya akan benar-benar memanfaatkan umur dan masa muda yang diberikan oleh Allah kepadanya dengan sebaik mungkin. Dia akan mengisi hari-harinya dengan hal-hal yang bermanfaat.
Bung Karno pernah mendeklarasikan kata-kata berikut, “Beri aku sepuluh pemuda, maka akan kuguncangkan dunia, jika ada sembilan pemuda lagi maka Indonesia pasti berubah.”
Begitu berharganya seorang pemuda bagi kemajuan bangsa, di pundaknya cita-cita bangsa dapat tercapai. Masa depan suatu bangsa ditentukan oleh pemudanya sebagai generasi penerus bangsa.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَزُولُ قَدَمُ ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ: عَنْ عُمُرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ، وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ، وَمَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ، وَمَاذَا عَمِلَ فِيْمَا عَلِمَ
“Tidak akan bergeser kaki manusia di hari kiamat dari sisi Rabbnya sehingga ditanya tentang lima hal: tentang umurnya dalam apa ia gunakan, tentang masa mudanya dalam apa ia habiskan, tentang hartanya darimana ia peroleh dan dalam apa ia belanjakan, dan tentang apa yang ia amalkan dari yang ia ketahui (ilmu).”
Usia akan ditanya dan diminta pertanggung jawaban untuk apa dihabiskan. Masa muda termasuk dalam usia, kelak masa muda kembali ditanyakan dan diminta pertanggung jawaban secara khusus. Oleh karena itu masa muda ini perlu benar-benar diperhatikan, terlebih pemuda sebagai generasi penerus bangsa.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam senantiasa menasihatkan kepada para pemuda untuk benar-benar memanfaatkan hidupnya di dunia ini untuk memperbanyak bekal akhiratnya. Karena sejatinya, seorang yang hidup di dunia ini adalah ibarat seorang pengembara yang beristirahat di suatu tempat dan suatu saat akan meninggalkannya. Dahulu ketika Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma masih remaja, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam pernah menasihatinya dengan sabdanya:
كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ
“Jadilah engkau di dunia ini sebagai orang yang asing atau seorang pengembara”. (HR. Bukhari no. 6416)
Hendaknya para pemuda mengisi waktu mereka dengan kegiatan positif atau mencari-cari kegiatan positif. Misalnya menghadiri majelis ilmu, menghapalkan Al-Quran dan sunnah, membuat kegiatan sosial dan lain-lainya sehingga menghasilkan prestasi yang membanggakan.
Menjadi seorang pemuda yang dicintai oleh Allah merupakan impian setiap insan yang beriman. Karena jika Allah sudah mencintai seorang hamba, maka keberkahanlah yang kan ia dapatkan. Dan kelak di hari kiamat dia akan mendapatkan perlindungan dan naungan dari-Nya, dimana pada hari itu tidak akan ada naungan (sama sekali) kecuali naungan dari-Nya. Namun, bagaimanakah kriteria manusia yang akan mendapatkan naungan Allah tersebut?
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ…… وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ
“Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapatkan naungan Allah, di hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya (diantaranya adalah): …….Dan seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Jadilah pemuda gagah yang berprestasi, taat kepada Allah dan memiliki iman yang kuat tak tergoyahkan oleh hal-hal negatif yang akan merugikan diri sendiri dan masa depan...
Jika langkahmu benar, senantiasa berada di jalan Allah maka langkah itu akan selalu dalam bimbingan dan lindungan Allah...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar